Xtraordinay-, Pengembangan dan pemanfaatan bagaimana kawasan cagar budaya nasional untuk bisa dikenal publik menjadi upaya yang terus dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya, Jambi, khususnya untuk memperkenalkan Candi Muara Jambi kepada masyarakat luas serta para milenials.
Tidak hanya publik datang langsung kelokasi menjadi objek-objek wisata budaya tetapi juga bagaimana publik tahu tentang kawasan cagar budaya nasional Muara Jambi. Bisa melalui media sosial dan juga kita membuat aplikasi yang terkait informasi yang dibutuhkan publik tentang kawasan cagar budaya Muara Jambi, ungkap Agus Widiatmoko, S.S Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi saat ditemui.
Selain pengembangan dan pematangan informasi juga dilakukan melalui pameran-pameran terkait cagar budaya yang ada. Mulai pameran dengan publik datang langsung, melalui pameran foto-foto, display sejumlah artefak, juga pameran bersifat virtual dan daring.
Animo generasi milenial pun makin tertarik karena informasinya tidak lagi minim, yang hanya melalui bangunan-bangunan reruntuhan atau bangunan lama tanpa di lengkapi informasi bernilai penting. Namun dengan informasi yang lebih lengkap, sehingga masyarakat dapat mengenal lebih dalam lagi tentang Candi Muara Jambi. Mengetahui bangunan ini fungsinya apa?, bagaimana aktifitas aktifitas masa lalu ? dan kemudian bagaimana perkembangan sampai sekarang ini seperti apa ?.
Situs Candi Muara Jambi kini menjadi tempat pembelajaran, perkembangan embrio dari sebuah peradaban dunia sekarang. Inilah upaya kita mengajak generasi milenial ini mendapatkan informasi-informasi penting dari Candi Muara Jambi melalui media-media sekarang ini. Salah satunya memanfaatkan media sosial yang berkembang saat ini, terang Agus Widiatmoko.
“Sekarang anak-anak melenial kalau ke Candi Muara Jambi sangat luar biasa, kita tidak usah memberi informasi atau promosi yang berlebih-lebihan seperti dahulu, mereka sudah bisa mengekspresikan lewat media-media sosial yang dia punya seperti melalu media Instagram, Facebook, dan media digital lainnya. Tetapi kita juga memberikan informasi yang dibutuhkan oleh generasi milenial sesuai dengan jamannya terutama dengan media visual”, ucapnya.
Kawasan Candi Muara Jambi seluas 3.981 hektar, yang didalamnya terdapat desa-desa berbudaya Melayu, dibalik desa itu juga ada peradaban yang cukup tua kira-kira sebelum munculnya peradaban Islam dan peradaban yang di bawa oleh Bangsa Barat.
“Kami berusaha memberikan informasi itu semua, apa sih sebenarnya peradaban yang muncul saat ini dan nilai-nilai pentingnya atau bersejarahnya”, jelas Agus Widiatmoko.
Ketika datang melihat Candi Muara Jambi bukan hanya melihat bangunan. Candi itu sumber pengetahuan, orang-orang dahulu misal ada kanal, kolam kuno yang dibuat orang dulu menata kota. Mereka akan memdapat pembelajarannya dan juga dikawasan Muara Jambi ada desa-desa tradisional yang dapat dilihat suasana suasana yang tidak ditemui dikota-kota lain. Dan satu hal lagi Muara Jambi mempunyai kekuatan alam yang masih terjaga natural masih banyak flora dan faunanya yang masih kita lindungi.
Untuk anak-anak mudanya yang datang ke Muara Jambi mendapatkan itu semua seperti pengetahuan alam, pengetahuan budaya dan pengetahuan sosial disamping itu juga dapat mengekspresikan kreatifitasnya.
Dikawasan Candi Muara Jambi juga sudah ada café-cafe tradisional untuk tempat nongkrong seperti cafe coffee dusun, jalur sepeda, dan juga ada tempat-tempat untuk menuangkan kreatifitasnya seperti bermain musik, bermain kesenian dan sebagainya.
“Saya ingin pengunjung juga ikut menjaga lingkungan alam di lingkungan candi dan satu lagi agar bisa berperan dalam kampanye ramah lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya. Yang masalah utama seperti plastik, tidak boleh membawa makanan atau minuman yang menggunakan kemasan plastik lebih baik menggunakan tempat makan atau minuman yg dapat digunakan kembali”, pungkasnya.
Terpenting, bagaimana memperlakuan candi yang pada dasarnya umurnya ratusan tahun. Bahkan sampai ribuan tahun agar bangunan tersebut tidak cepat rusak. Karena bangunan candi tersebut fragile mudah pecah dan sudah rapuh. Jadi pengunjung harus lebih peduli dan tahu peraturannya disaat berkunjung di Candi Muara Jambi.
Tahun 2021 dikawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi ada beberapa program dan kegiatan, intinya adalah untuk pelestarian. Pelestarian perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan,disamping pemugaran candi, konservasi candi, normalisasi kanal dan sebagainya.
Hi, I think your site might be having browser compatibility issues. When I look at your website in Safari, it looks fine but when opening in Internet Explorer, it has some overlapping. I just wanted to give you a quick heads up! Other then that, fantastic blog!